Usman
Jamin (40 tahun), salah seorang korban di Gampong Darat, Kecamatan
Johan Pahlawan, Minggu, mengatakan, pascaditerpa puting beliung, rumah
permanen miliknya yang merupakan bantuan pascatsunami 2004 itu, sudah
tidak bisa ditempati karena seluruh kontruksi atap telah ambruk.
"Masyarakat
di sini membantu kami memindahkan puing atap, seng dengan kerangka
baja. Kalau saya melihat rumah ini dibangun tidak kokoh, tidak ada
pengait besi atap dengan bangunan sehingga diterbangkan angin," ujarnya.
Usman
menjelaskan, saat ini, dia bersama keluarga telah diberikan bantuan
tenda hunian sementara oleh pemda. Namun ,dirinya lebih memilih
mengangkat semua barang dalam rumah dan tidur di sebuah gubuk lain yang
dibangun sendiri tidak jauh dari rumahnya.
Senada
juga disampaikan pengurus Pesantren Inti Darul Aitami Tgk Asrafi, ada
delapan kamar yang ditempati oleh 20 orang santri terdampak kerusakan
berat akibat puting beliung tersebut, atap asrama itu jatuh merusak
bangunan MCK bantuan pemerintah.
Asrafi
menyampaikan, asrama putra tersebut terbangun dua lantai, lantai bawah
masih ditempati oleh para santri, sementara lantai atas sedang dalam
direnovasi sehingga atap kontruksi bangunan itu diterbangkan oleh angin.
"Karena ini memang dalam proses pekerjaan, kita meminta tanggung jawab
kontraktor pelaksana. Beruntung kejadiannya dini hari, kalau siang hari
mungkin santri kena material atap asrama, karena di sini tempat mereka
beraktivitas," ujarnya.
Badan
Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat mencatat sedikitnya 18
unit bangunan rusak terdiri dari bangunan rumah, atap masjid, rumah toko
(ruko) termasuk asrama Pesantren Inti Darul Aitami. akibat angin puting
beliung ditengah guyuran hujan pada Jum'at (9/12) pukul 01.30 WIB.
Kepala
Bidang Sosial pada Dinas Sosial Tenagakerja dan Transmigrasi
(Dinsosnaketrans) Aceh Barat Jhon Aswir menyampaikan, pihaknya telah
menyalurkan bantuan berupa tenda hunian sementara dan bantuan masa panik
kepada korban.
Namun
kata dia, tidak ada pengungsian dan tenda pengungsian yang disediakan
pemerintah karena mayoritas korban yang terkena bencana alam ini tingal
di rumah saudara dan sebagian langsung memperbaiki atap rumahnya agar
bisa ditempati.
"Bantuan
sudah kita salurkan, tenda, kemudian bantuan masa panik dan hari ini
juga masih berlangsung penyaluran untuk korban di Suak Nie. Tidak ada
pengungsian karena warga ada yang sudah memperbaiki atap rumahnya,"
katanya.
(na/rol)