"Ini kemenangan bangsa Indonesia. Aksi 212 itu sesungguhnya untuk menegakkan NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan kebhinekaan. Maka tidak heran manakala warga masyarakat yang tidak ikut aksi pun menunjukkan simpatinya," kata dia.
Masyarakat juga telah dewasa dan tetap melakukan aktivitas sehari-hari. Meski ada ruang publik yang terpakai massa Doa Bersama 212, warga toleran dan memahami. Mereka sama sekali tidak merasa takut.
Haedar mengatakan bahwa dari sisi penegak hukumterdapat pesan moral dalam aksi damai itu. Meski aksi yang melibatkan jutaan orang itu dilakukan dalam aktivitas ruhaniah, sesungguhnya menyuarakan tuntuan moral tinggi untuk tegaknya hukum seadil-adilnya dan setimpal atas kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mereka menuntut keadilan tanpa pandang bulu, bukan yang lain.
Tentang kehadiran Presiden Joko Widodo dalam aksi 212, menurut Haedar, hal itu menjadi spesial karena ikut shalat Jumat dan sesudahnya menyampaikan pesan penting. Kehadiran orang nomor satu itu menunjukkan sikap bijak dan menyejukkan. (nn/rol)