Pertumbuhan permintaan minyak global melambat pada kecepatan yang
lebih cepat dari yang diperkirakan, Badan Energi Internasional (IEA)
mengatakan dalam laporan September yang dipublikasikan Selasa 13
September.
"Untuk 2016, diperkirakan terjadi kenaikan 1,3 juta barel per hari,
penurunan 0,1 juta barel per hari pada perkiraan kami sebelumnya karena
pelambatan lebih nyata pada kuartal ketiga 2016. Momentum pengurangan
lebih lanjut menjadi 1,2 juta barel per hari pada 2017 karena
kondisi-kondisi makro ekonomi yang mendasarinya masih belum pasti,"
paparan laporan tersebut, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (17/9/2016).
Badan Informasi Energi AS (EIA) dalam laporan mingguannya, Rabu
(14/9) mengatakan, persediaan sulingan (destilat) AS, yang termasuk
minyak diesel dan minyak pemanas, naik 4,6 juta barel dalam pekan yang
berakhir 9 September, dibandingkan ekspektasi analis kenaikan 1,5 juta
barel.
Sementara itu menurut EIA, stok bahan bakar AS naik 567.000 barel pekan lalu, juga mengalahkan perkiraan pasar.
Harga minyak juga di bawah tekanan karena penguatan dolar
menghambat sentimen investor, membuat minyak yang dihargakan dalam
dominasi dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang
utama, naik 0,84 persen menjadi 96,088 pada akhir perdagangan Jumat,
tertinggi dalam hampir dua minggu.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk
pengiriman Oktober merosot 0,88 dolar AS menjadi menetap di 43,03 dolar
AS per barel di New York Mercantile Exchange.