Mereka mengawali adu puisi dengan puisi berjudul Wake up Amerika yang mengambil latar peristiwa teror bom pada 11 September 2001 silam. Sejak kejadian itu, fenomena Islamofobia mulai mencuat.
Dilnsir Huffington Post,
Sabtu (23/7), tahun ini saja setudaknya ada sekitar 200 kejadian yang
disebabkan karena Islamofobia di AS. Ditambah lagi jika kandidat calon
presiden AS Donald Trump berhasil duduk dikursi kepresidenan, maka
Muslim tidak akan mendapat izin memasuki AS.
"Saya kira Trump ingin sekali menakut-nakuti Muslim," kata Kiran Waqar, salah satu personil dari grup MGMC ini.
Waqar bersama tiga orang sahabat lainnya,
Balkisa Abdikadir, Hawa Adam dan Lena Ginawi baru saja berpartisipasi
dalam dalam ajang festival sajak remaja internasional Brave New Voices.
Waqar dan ketiga temannya membentuk MGMC setelah bergabung dalam Proyek
Penulis Muda, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Vermont, AS,
yang membantu para seniman muda mengembangkan karya-karya mereka.
Bagi keempat gadis remaja ini, tradisi
adu puisi merupakan salah satu cara untuk mendiskusikan isu-isu serta
berbagai fenomena dalam kehidupan. Kebanyakan isu dan fenomena yang
berkembang terpusat pada identitas Muslim AS.
Mereka berharap puisi yang mereka
hadirkan dapat mengedukasi masyarakat tentang pengalaman Muslim AS.
Serta, menghilangkan semua kesalahpahaman non Muslim tentang Islam.
"Kapanpun masyarakat mendengar kata
terorisme, saya tidak ingin hal pertama yang terlintas dalam benak
masyarakat adalah Islam. Karena, bagi saya, Islam adalah agama yang
damai. Apapun yang dilakukan oleh para twroris tidak ada hubungannya
dengan Islam," kata Ginawi.(ys/rol)